pendidikan | Unsorted

Telegram-канал pendidikan - Pendidikan Merdeka Belajar

3995

Info dan tips pendidikan #MerdekaBelajar. Ayo ajak yang lain bergabung

Subscribe to a channel

Pendidikan Merdeka Belajar

Merdeka Belajar: Lebih dari Satu Kartini dan Kartono

Najelaa Shihab (Pendidik)

Sering kali tak mudah jadi perempuan. Berbeda dengan Kartini dan Kartono, di masa sekarang, perempuan bisa masuk ke sistem persekolahan yang sama, mendapat pelajaran yang sepadan. Namun saat kesempatan untuk putera dan puteri seolah-olah sudah setara, pilihan pekerjaan dan kursi kepemimpinan dimana perempuan bisa berkarya masih jauh tertinggal.

Tak jarang serba salah jadi perempuan. Berbeda dengan Kartini dan Kartono, di masa sekarang, tingkat putus sekolah dan prestasi akademik perempuan cendrung lebih baik dari laki-laki. Tetapi percakapan terpenting buat puteri masih berkisar soal penampilan, tuntutan kepada para ibu dan istri adalah kesempurnaan dalam berbagai peran.

Sumber masalahnya mungkin diri kita sendiri. Perbedaan bukan sesuatu yang bisa dihilangkan. Sebagian perbedaan jenis kelamin sudah bawaan. Tentu variasi antar sesama laki-laki dan sesama perempuan pun banyak, namun riset menunjukkan, struktur jaringan otak dan cara kerja laki-laki dan perempuan banyak berbeda. Akibatnya, sejak mulai memegang pensil, perempuan menggambar banyak orang dan benda, laki-laki menggambar banyak aksi, sampai warna yang digunakan untuk bercerita pun gradasinya berbeda. Kemampuan mendengar perempuan - termasuk memahami instruksi guru- lebih mumpuni, hubungan pertemanannya lebih banyak membutuhkan percakapan.

Namun dalam berbagai perannya, penelitian menunjukkan bahkan dalam di ruang rapat, perempuan lebih jarang dikutip dan didengarkan. Jadi jelas, sumber masalahnya tidak bisa selesai hanya dengan menyalahkan diri sendiri.

Sumber masalahnya kadang dunia yang masih berstandar ganda. Sebagian perbedaan jenis kelamin disebabkan pengasuhan dan budaya lingkungan. Dibanding puluhan tahun lalu, kini resiko perempuan terlibat penggunaan narkoba dan menderita gangguan makan jauh lebih besar. Perisakan dan kekerasan oleh dan kepada perempuan makin meningkat.

Namun dalam berbagai perannya, penelitian menunjukkan perempuan cenderung menilai dirinya lebih rendah dari kemampuannya, menerima remunerasi yang lebih kecil dibanding kontribusinya. Jadi jelas, sumber masalahnya tidak bisa selesai hanya dengan melawan dunia kita.

Jangan-jangan kecenderungan kita yang kadang membutakan diri pada perbedaan jenis kelamin, membuat kita tidak sensitif terhadap kebutuhan laki-laki dan perempuan. Memberikan dukungan untuk perkembangan bukan semata-mata soal kesamaan tapi soal memanusiakan hubungan, responsif terhadap keragaman.

Pendidikan perlu menjadi bagian dari solusi, tidak hanya sekedar bisa menghasilkan resolusi tapi menumbuhkan aksi. Data tentang anak perempuan sekarang, tidak hanya menunjukkan kemajuan, tapi juga menyimpan narasi memprihatinkan.

Kita bisa dengan mudah menyalahkan orangtua, atau memaki media. Seolah kekurangan waktu orangtua bekerja disebabkan oleh "tangan tersembunyi". Padahal kebijakan perusahaan atau pemerintahan ditentukan orang-orang yang punya ibu dan ayah, suami atau istri, putera dan atau puteri. Jangan bayangkan tayangan sensual atau penuh makian dibuat oleh "tokoh dibalik layar" yang tak bernama dan tak punya keluarga.

Saat ini, bicara tentang Kartini dan Kartono bukan lagi sekedar membolehkan puteri naik pohon, atau menunda pernikahan dini. Anak-anak perempuan kita butuh dipahami. Kemajuan kadang sekedar ditandai tuntutan berprestasi, tanpa kesadaran bahwa keberhasilan bagi perempuan sering diiringi iri bukan hanya dari laki-laki tapi bahkan dari kaumnya sendiri. Kemajuan kadang sekedar ditandai tuntunan bagaimana menjaga diri, hal yang sangat sulit dipraktikkan saat masyarakat cendrung cepat menghakiminya saat mencoba mandiri.

Pendidikan untuk perempuan seringkali dilakukan oleh lebih banyak perempuan di pendidikan. Tanggungjawab perubahan dibebankan (lagi-lagi) pada ibu di ruang keluarga maupun ibu guru di ruang kelas. Tanggungjawab ini terlalu berat untuk dipikul sendirian atau sebagian. Anak-anak perempuan kita membutuhkan ayah dan pak guru, kakak, om dan tante, eyang dan kakek serta semua yang peduli, lintas generasi.

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Suara Anak Kesembilan
Pesta Pendidikan Yogyakarta

Suara Anak adalah sebuah forum bagi anak untuk menceritakan pengalamannya menekuni suatu kegemaran, karya, atau misi sosial yang berdampak pada masyarakat dalam waktu 5 – 15 menit.

Saksikan presentasi anak-anak yang tekun belajar

Minggu, 23 April 3017
10.00 - 12.00 WIB
Ruang Amphi Theater, Kompleks Balaikota Yogyakarta
Jl. Kenari 56
Yogyakarta, 55165

1. Masayu Shelomita (Kegemaran - Pantomim)
2. Anggita Nur Erlina Zanuari (Kegemaran - Tari)
3. Zulfa Fitriani Nur Alyza (Kegemaran - Menulis)
4. Arsa Bintang Candra (Karya -Kreasi Jahit)
5. Orchitta Arum Sekar Hikari (Karya - Fotografi)
6. Maria Angelita (Misi Sosial - Kepedulian Terhadap Lingkungan)

Daftar di Suara-Anak.TemanTakita.com

Narahubung:
Tyas: +62 817-9429-707 ⁠
Mida: +62 857-2128-9105 ⁠

Kegiatan ini GRATIS. Anda kami undang memberi donasi untuk keberlanjutan gerakan Suara Anak.

#SuaraAnak #PekanYogya #Pekan2017

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Apa yang sering kita lihat di kelas adalah guru hadir di kelas melakukan drill (pengulangan latihan) agar anak menghafal materi pelajaran. Drill sebagai salah satu metode belajar intensional bisa berwujud dalam beragam bentuk seperti mengerjakan soal, menghafal tabel perkalian, atau menghafal materi pelajaran yang lain. Harapannya, semakin didrill maka anak akan semakin menguasai pelajaran dan tentu mendapatkan angka ujian yang bagus. Bila ada mendapatkan nilai buruk, maka murid akan semakin didrill.

Padahal metode drill hanya mengembangkan keterampilan berpikir tingkat rendah, sama sekali tidak menyentuh keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking). Intinya, semakin didrill maka sebenarnya kita sedang mengkerdilkan kemampuan murid kita. Drill pangkal bodoh!

Mari kita refleksikan dan diskusikan bersama dua pertanyaan kunci:
Apa sebenarnya tujuan kita mengajar murid kita?
Bagaimana metode belajar inisidental menjadi alternatif yang bisa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi?

Komunitas Guru Belajar Nusantara mempersembahkan diskusi daring dalam Temu Pendidik Mingguan kita di /channel/mudikmingguan

Malam ini pada pukul
18.30 - 20.30 WIB
19.30 - 21.30 WITA
20.30 - 22.30 WIT

Menghadirkan Ibu Chusnul Chotimah, Dosen Kampus Guru Cikal, sebagai narasumber. Dimoderatori oleh Ibu Nidiah Kusuma, penggerak Komunitas Guru Belajar Tanah Bumbu

Segera klik /channel/mudikmingguan

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Merdeka Belajar: Ujian dan Pilihan-Pilihan yang Mengherankan

Najelaa Shihab (Pendidik)

"Ujian bagian dari kehidupan", sulit untuk tidak sepakat. "Hidup ini penuh pilihan", tidak ada yang tidak setuju. Lompatan kesimpulan dari dua pernyataan tersebut kemudian dikaitkan dengan ujian nasional pilihan ganda yang, katanya lagi- "penting dijalani anak, untuk membuktikan keberhasilan pendidikan". Belum lagi ditambah dengan "Kejujuran Sangat Utama" yang tidak mungkin diperdebatkan. Kata-kata baik yang mudah diucapkan, hal bijak yang seharusnya diajarkan, sering jadi "jebakan" dalam pendidikan.

Sudut pandang pribadi, dengan pengalaman pernah bersekolah atau menjadi orangtua, tentu sah-sah saja, tapi harus ditempatkan sesuai porsinya, sebagai opini dengan asumsi terbatas, bukan otomatis praktik baik pendidikan. Perubahan pendidikan yang berdampak berkelanjutan sulit terjadi bila riset belum menjadi dasar kebijakan.

Melawan miskonsepsi memang belum menjadi bagian dari pendidikan kita.

Pembahasan tentang ujian sebagai tujuan pendidikan menggambarkan apa yang terjadi pada ekosistem pendidikan. Percakapan yang hanya muncul musiman, walau kenyataannya, ujian adalah kepanikan berkepanjangan bagi anak, guru bahkan pejabat kedinasan.

Hal yang sama terjadi buat isu kekerasan, pengembangan guru dan keluarga, literasi dan seni serta agenda reformasi lainnya. Perbedaan utama pendidikan dengan proses serba kebetulan adalah pendidikan selalu didesain berdasarkan tujuan. Alih-alih bicara tujuan kesuksesan di ujian kehidupan yang relevan, kita berfokus pada prestasi yang kecil cakupannya, penanganan yang pendek jangka waktunya.

Setiap mendengar cerita kita heran, mengapa anak mengeluh bosan dan tertekan. Padahal setiap hari juga anak memperhatikan, apa yang ada di buku pelajaran tidak relevan dengan kehidupan. Setiap membaca berita kita heran, mengapa lulusan sekolah "unggulan" kurang kompeten dalam pekerjaan. Padahal setiap hari juga guru dan orangtua mencontohkan bahwa kehadiran hanya perlu mengandalkan keaktifan badan tanpa keterlibatan pikiran dan keseluruhan perasaan.

Memberdayakan aspirasi anak memang belum menjadi kebiasaan di pendidikan kita.

Kalau belasan tahun anak menghabiskan berjam-jam tanpa pilihan, jangan heran kalau pendidikan bukan memerdekakan tapi terasa seperti penjajahan. Pilihan perlu diajarkan dalam hubungan di sekolah, tapi tujuannya bukan hanya dalam bentuk pilihan berganda di lembar ulangan. Pilihan perlu dibiasakan dalam hubungan dalam keluarga, tapi mulainya bukan dari ketakutan pada peraturan. Memilih dan mengambil keputusan di atas kertas atas dasar kewajiban, dengan memilih di dunia nyata dengan kesadaran, adalah proses yang luar biasa berbeda.

Kalau kita umpakan dalam pilkada yang sedang kita lalui bersama, siapa yang kita coblos di kertas suara adalah pilihan yang dipengaruhi oleh begitu banyak pertimbangan. Ini contoh ujian kehidupan. Tapi lagi-lagi kita heran bahwa masyarakat tidak siap menghadapi tantangan perbedaan keberpihakan. Padahal pendidikan politik dan kewarganegaraan tidak pernah menjadi prioritas. Padahal penyeragaman pendidikan selama ini diterima sebagai realitas.

Yang mengherankan sebetulnya keheranan kita.

Di pendidikan kita, di hampir semua bidang, dari penjurusan sampai penyetaraan, yang terjadi bukan pemberdayaan memilih dan mengambil keputusan, justru pembatasan berkelanjutan atau pendekatan hukuman dengan "keyakinan" bahwa pengendalian berlebihan dibutuhkan untuk kemaslahatan.

Di usia dini, anak lebih mungkin mendapatkan jawaban penuh kesabaran saat bertanya "mengapa" dan "mengapa", beberapa tahun kemudian anak justru belajar, pertanyaan beruntun direspon bentakan guru atau cibiran lingkungan. Guru dijanjikan kesempatan memilih profesi mulia yang mendorong perubahan, begitu masuk sekolah tidak pernah diajak bicara tentang cita-cita dan kalau perlu tak bersuara kecuali saat diwajibkan mensukseskan perintah atau menggalang suara.

Mengaktualisasi potensi dan mendorong kontribusi memang belum menjadi prioritas dalam pendidikan kita.

Semoga kita sepakat, bukan lebih banyak

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

*Temu Pendidik - #PekanYogya*

Komunitas Guru Belajar (KGB) percaya bahwa belajar bisa dari siapa saja. Sumber inspirasi bukan figur yang serba tahu dan sempurna, tapi rekan seperjalanan yang realistis dengan pengalaman nyata, dan praktis, seringkali gagal sebelum berhasil. Karena itu, Komunitas Guru Belajar menyelenggarakan Temu Pendidik yang menghadirkan guru sebagai narasumber untuk berbagi praktik cerdas pengajaran dan pendidikan.

Yuk hadiri
Temu Pendidik - Pekan Yogya
Merdeka Belajar, Siap Mengajar
Minggu, 23 April 2017
13.00 - 15.30 WIB
Balaikota Yogyakarta

Narasumber:
Ameliasari Tauresia Kesuma (MAN Salatiga)
Andy Hermawan (Sanggar Anak Alam - SALAM)
Nunuk Riza Puji (SMAN 1 Petungkriyo, Pekalongan)

Dwi Widiyanti (School of life Lebah Putih, Salatiga)
Lily Halim (SD Kristen Kalam Kudus)
Iwan Pribadi (DOES University)

*Segera! Daftar di http://bit.ly/MudikPekan*
Gratis! Ajak rekan guru yang lain ya

Catatan: Bila butuh surat undangan, silahkan sampaikan ke Penggerak di grup WA KGB daerah masing-masing.

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Kampus Guru Cikal dan Komunitas Guru Belajar percaya belajar bisa melalui beragam kanal komunikasi termasuk media sosial. Karena itu, bila Anda ingin mendapatkan informasi dan percakapan berkualitas tentang guru dan pendidikan, silahkan

Follow Twitter @KampusGuruCikal
Like Facebook Kampus Guru Cikal
Follow Instagram @KampusGuruCikal

Gabung di Kanal Telegram: /channel/GuruBelajar
Gabung di Grup Diskusi Telegram /channel/mudikmingguan

Kualitas diri Kita ditentukan kualitas informasi yang kita dapatkan

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Belajar melintasi batas. Komunitas #GuruBelajar dengan teknologi yang ada menggelar Nonton Bareng Temu Pendidik Bulanan ttg #KarierGuru, Jumat 7 April 2017, 14.00-16.00 WIB. Gak ingin nobar juga?

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Pelatihan Guru Merdeka Belajar

Guru belajar seringkali disalahartikan sebagai kegiatan di kelas, dimotivasi sogokan dan hukuman (reward & punishment), hanya bisa belajar dari pakar, menduplikasi resep mengajar, perubahan terjadi seketika dan capaian hanya dinilai secara individual. Sejumlah miskonsepsi tersebut yang membuat guru terbelenggu yang gagap dalam menjalankan profesi sebagai pendidik. 

Kampus Guru Cikal hadir untuk berjuang melawan miskonsepsi pengembangan guru tersebut. Dengan menggunakan Model Pendidikan Guru Cikal dari hasil refleksi 18 tahun mendampingi Sekolah Cikal, Kampus Guru Cikal menyediakan beragam aktivitas bagi guru melakukan pengembangan diri. Pintu masuknya adalah Pelatihan Guru Merdeka Belajar yang diluncurkan pada Pesta Pendidikan 2017 - Bandung.

Dalam pelatihan tersebut, para guru diajak mendapatkan pemahaman mengenai konsep dan kompetensi merdeka belajar. Dari pemahaman itu, peserta diajak menganalisis kondisi yang dibutuhkan guru dan murid untuk merdeka belajar. Setelah itu, guru diajak untuk merancang pengembangan diri sebagai guru merdeka belajar dan membuat rancangan untuk memulai kelas dengan semangat merdeka belajar.

Pelatih Kampus Guru Cikal akan memandu pelatihan dengan diferensiasi strategi belajar, mendapatkan pemahaman bermakna dari pengalaman, diperkaya dengan praktik dan disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks peserta pelatihan. Dalam 6 jam, peserta diajak untuk aktif belajar, mendapatkan pelajaran sekaligus berbagi pelajaran dengan peserta yang lain. Setelah pelatihan, peserta pelatihan belajar melalui grup WA dengan mentor dari Kampus Guru Cikal dan berbagi praktik dengan Komunitas Guru Belajar. 

Bila Anda adalah seorang guru yang bersemangat belajar, ingin merdeka belajar dan mendapatkan komunitas yang kondusif buat belajar, maka penting bagi Anda untuk mengikuti Pelatihan Guru Merdeka Belajar di Pesta Pendidikan 2017.

Sabtu, 22 April 2017
08.00 - 16.00 WIB
Kompleks Balaikota Yogyakarta

Daftar di http://bit.ly/GMBPekan

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Sosok Wanita Penggerak Perubahan: Melanie Subono, Ananda Fitria, dan Najelaa Shihab Menginsipirasi di #PlayTalk – Women of Change
Jakarta – Seiring datangnya peringatan Hari Kartini yang jatuh pada bulan April, #PlayTalk mengundang tokoh-tokoh wanita inspiratif yang siap berbagi kisah dan pengalamannya kepada generasi muda. #PlayTalk, persembahan MNC Play dan Binus International University yang diselenggarakan pada 4 April 2017 di Auditorium Binus International University, mengambil format inspiring story telling. Kali ini #PlayTalk mengusung tema Women of Change untuk menginspirasi generasi muda melalui beragam kisah yang dituangkan para tokoh wanita yang berkarya untuk memberi perubahan baik bagi sekitarnya.
“Tema Women of Change diangkat selain untuk menyambut Hari Kartini yang datang pada bulan ini juga untuk menghadirkan kisah-kisah luar biasa yang para pembicara miliki, bagaimana mereka berperan dan menciptakan perubahan lebih baik di sekitarnya. Kami harap mahasiswa dan pengunjung dapat terinspirasi dengan terselenggaranya acara #PlayTalk sehingga setelah ini mereka bisa turut memberi kebermanfaatan bagi orang lain.” Aditya Haikal, GM Marketing MNC Play.
Melanie Subono, namanya begitu dikenal dalam kancah seni Indonesia. Tak hanya berprestasi dalam dunia tarik suara, Melanie juga menorehkan karya dalam bidang lainnya dengan menjadi penulis buku, aktris, pemain film, dan presenter. Di lain sisi, Melanie merupakan seorang aktivis dalam berbagai gerakan sosial. Ia sendiri merupakan pendiri dan penggagas Rumah Harapan dengan misi untuk berbagi kebaikan kepada individu yang membutuhkan. Kiprahnya dalam dunia seni dan sosial kemudian berlanjut dengan misi untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Melalui kompetisi drum band terbesar sedunia, World Music Contest (WMC) di Belanda pada bulan Juli mendatang, Ia akan mengibarkan bendera merah putih Indonesia. Dipercaya sebagai Field Commander, Melanie akan memimpin tim drum band Gita Bahana Nusantara yang terdiri dari pemain-pemain muda terbaik dari banyak kota di Indonesia. Cerita Melanie akan pengalaman, prestasi dan mimpinya untuk menyebarkan kebaikan tentu menjadi sangat menarik untuk disimak dalam #PlayTalk.
Datang dari dunia seni musik, pembicara #PlayTalk kedua ialah Ananda Fitria. Perempuan yang biasa dipanggil Nanda atau Chonky merupakan seorang produser eksekutif, penulis lagu, dan drummer dari band lokal Sweet As Revenge dengan warna musik Post-Hardcore. Saat berada di atas panggung, permainan drum Nanda dikenal ganas, dahsyat, dan penuh energi. Nanda dengan Sweet As Revenge tidak hanya sukses mempertahankan eksistensi mereka di Indonesia namun juga pernah melakukan tur hingga ke Malaysia dan Singapura untuk menemui para penggemarnya. Melalui #PlayTalk, kisah Nanda yang konsisten menyebarkan minatnya dalam bermusik dari satu panggung ke panggung lainnya seraya memecahkan stereotype bahwa drummer wanita mampu tampil profesional dengan memukau dicurahkan.
Najelaa Shihab memiliki cita-cita untuk meningkatkan akses, kualitas, dan persamaan dalam pendidikan di Indonesia. Kontribusinya teruwujud dari sekolah Cikal yang ia dirikan pada tahun 1999 yang kini telah memiliki ribuan murid dengan berbagai jenjang pendidikan yang tersebar di banyak kota di Indonesia. Selain itu, Ia juga menginisiasi beragam organisasi serta komunitas pendidikan. Najelaa terlibat dalam Inibudi dengan Guru Berbudi sejak 2012, Komunitas Guru Belajar Nusantara sejak 2014, Sinedu sejak 2016 dan masih banyak lainnya. Saat ini Ia dan timnya juga mengorganisir Pesta Pendidikan dengan penuh semangat. Pesta Pendidikan merupakan inisiatif Najelaa Shihab untuk meningkatkan kolaborasi di antara beberapa pemangku kepentingan seperti pemerintah, guru, orang tua, murid, dan sektor publik lainnya dalam memperjuangkan pendidikan Indonesia. Kisah Najelaa Shihab sebagai agen perubahan untuk selalu mengamalkan gagasannya demi pendidikan Indonesia yang lebih baik juga turut dituangkan dalam #PlayTalk kali ini.
Inspiring story telling dalam #PlayTalk menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Jessica Bennet dan P

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Selamat hari Jumat, para #GuruBelajar

Malam ini, kita akan bertemu lagi di /channel/mudikmingguan untuk berbincang dengan topik

"Jebakan Pembelajaran yang Menyenangkan".

Bersama Ibu Ameliasari Kesuma seorang pendidik, penulis, blogger, dan tentunya seorang yang selalu berusaha mengembangkan diri.

Saya, intan irawati akan memandu sebagai moderator.

Sampai bertemu nanti pada :
18.30 - 20.30 WIB
19.30 - 21.30 WITA
20.30 - 22.30 WIT

Merdeka!

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Suara Anak Jogja siap kembali menginspirasi. Pernah dengar Suara Anak tapi masih belum jelas apa itu?

Suara Anak adalah gerakan utk menghargai ketekunan anak dlm menekuni kegemarannya. Ini adalah bentuk menghargai proses yg dialami anak. Dalam forum ini, anak-anak diberi ruang untuk presentasi selama 5-8 menit utk menceritakan pengalaman seru mereka menekuni bakatnya.

Dan satu lagi, forum ini bukan lomba. Karena bagi kami, setiap anak istimewa apapun bakat yg mereka tekuni.

Silahkan, bagi anak seluruh Indonesia usia 6-18 yang ingin berkisah pengalaman menekuni hobi, atau misi sosial bisa ikut daftar di sini http://bit.ly/DaftarSuaraAnak

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

laman rumah dan sekolah kita sendiri.

#SemuaMuridSemuaGuru

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Temu Pendidik Komunitas Guru Belajar (KGB) Malang #2

Sabtu, 25 Maret 2017
14.00-16.00 WIB

Bertempat di Aula MTs Al-Huda, Jl Selat Sunda VII D-8 Sawojajar - Malang

Sesi berbagi oleh
(1)
Farah dan Jemy
Rumah Baca Merdesa
Literasi Masyarakat
(2)
Huda
KGB Malang
Metode Membuka Kelas Yang Asik dan Menyenangkan
(3)
Lany Rh
KGB Nusantara
Pendidik dan Kolaborasi untuk Pendidikan

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wujud #AksiPublik dalam #PestaPendidikan

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Guru Merdeka Belajar

Anak negeri membawa sebuah mimpi
Terangi hati dengan pekerti
Tempat tumpuan sebuah cita
Hidupkan harapan dalam jiwa.
#
Kami guru nyalakan tanda tanya
Mencari jawaban bersama-sama
Merdeka belajar dan berkarya
Untuk masa depan anak-anak bangsa.
#
Ucap laku jadi keteladanan
Mendidik haruslah melibatkan
Membuka diri, slalu refleksi
Menjadi pelajar yang mandiri.
#
Pencipta: @tunggul_harwanto
Komunitas #GuruBelajar Banyuwangi

Sumber: https://instagram.com/p/BRhjWqQDB3q/

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Merasa berat menjalankan peran sebagai guru? Kehilangan semangat seperti di awal mengajar dulu? Dapatkan inspirasi dari guru di seluruh nusantara. Ayo bergabung di Grup Telegram Temu Pendidik Mingguan. Klik /channel/mudikmingguan

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Kartini hebat karena pena, bukan karena kebaya. Selamat Hari Kartini! Tag teman Anda, ajak untuk #MerdekaBelajar https://instagram.com/p/BTIUojLjVCP/

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

#SuaraAnak Kesembilan! Hadir di #PekanYogya - @Pekan2017 | daftar dan saksikan kisah ketekunan mereka di bit.ly/SuaraAnak9

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

bimbingan tes yang diperlukan anak, atau tekanan berlebihan yang dibutuhkan dalam hubungan kita dengan lingkungan. Apa yang kita lakukan atau tidak lakukan dalam seminggu ke depan, sebulan yang akan datang dan seterusnya, akan menjadi teladan harian bagi anak tentang menyikapi pilihan. Selamat ujian buat kita semua!

#SemuaMuridSemuaGuru


https://www.facebook.com/najelaa.shihab/posts/10154832226684681

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Pelatihan Guru Merdeka Belajar
Berbeasiswa

Guru belajar seringkali disalahartikan sebagai kegiatan di kelas, dimotivasi sogokan dan hukuman (reward & punishment), hanya bisa belajar dari pakar, menduplikasi resep mengajar, perubahan terjadi seketika dan capaian hanya dinilai secara individual. Sejumlah miskonsepsi tersebut yang membuat guru terbelenggu yang gagap dalam menjalankan profesi sebagai pendidik. 

Kampus Guru Cikal hadir untuk berjuang melawan miskonsepsi pengembangan guru tersebut. Dengan menggunakan Model Pendidikan Guru Cikal dari hasil refleksi 18 tahun mendampingi Sekolah Cikal, Kampus Guru Cikal menyediakan beragam aktivitas bagi guru melakukan pengembangan diri. Pintu masuknya adalah Pelatihan Guru Merdeka Belajar yang diluncurkan pada Pesta Pendidikan 2017 - Bandung.

Dalam pelatihan tersebut, para guru diajak mendapatkan pemahaman mengenai konsep dan kompetensi merdeka belajar. Dari pemahaman itu, peserta diajak menganalisis kondisi yang dibutuhkan guru dan murid untuk merdeka belajar. Setelah itu, guru diajak untuk merancang pengembangan diri sebagai guru merdeka belajar dan membuat rancangan untuk memulai kelas dengan semangat merdeka belajar.

Pelatih Kampus Guru Cikal akan memandu pelatihan dengan diferensiasi strategi belajar, mendapatkan pemahaman bermakna dari pengalaman, diperkaya dengan praktik dan disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks peserta pelatihan. Dalam 6 jam, peserta diajak untuk aktif belajar, mendapatkan pelajaran sekaligus berbagi pelajaran dengan peserta yang lain. Setelah pelatihan, peserta pelatihan belajar melalui grup WA dengan mentor dari Kampus Guru Cikal dan berbagi praktik dengan Komunitas Guru Belajar. 

Bila Anda adalah seorang guru yang bersemangat belajar, ingin merdeka belajar dan mendapatkan komunitas yang kondusif buat belajar, maka penting bagi Anda untuk mengikuti Pelatihan Guru Merdeka Belajar di Pesta Pendidikan 2017 - Yogyakarta.

Sabtu, 22 April 2017
08.00 - 16.00 WIB
Kompleks Balaikota Yogyakarta

Info Beasiswa dan Pendaftaran di http://bit.ly/GMBPekan

*Silahkan sebarkan informasi ini ke rekan dan grup guru yang lain*

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Menjaga UN adalah momen menulis yang baik *eh
Kalau memang sempat menulis, tuliskan pengalaman mengajar di kelas dan kirimkan ke Surat Kabar Guru Belajar ya
MANDIRI BELAJAR
Ada beragam strategi mengajar, ada beragam cara belajar. Tantangan buat guru adalah bagaimana membantu murid mandiri memilih cara dan mempraktikkannya secara mandiri. Ketika sebuah cara gagal, murid berefleksi dan mencari cara lain yang lebih efektif.
Apakah Anda mempunyai pengalaman menggunakan beragam strategi mengajar di kelas?
Apakah Anda mempunyai pengalaman membantu murid menemukan cara belajar yang efektif?
Apakah Anda mempunyai pengalaman membantu murid menemukan cara mengatasi kesulitan belajarnya?
Tuliskan dan kirimkan pengalaman Anda untuk dimuat di Surat kabar Guru Belajar Edisi #8 “Mandiri Belajar”
Dengan cara sebagai berikut :
1. Unduh panduan Penulisan #PraktikCerdas di
http://bit.ly/MenulisKGB
2. Tuliskan sesuai panduan dan simpan dalam file dengan nama #PraktikCerdas "Nama Penulis"
3. Emailkan file beserta foto diri dan foto aktivitas dengan subyek email #PraktikCerdas "Nama Penulis" ke KampusGuru@Cikal.co.id paling lambat kami terima tanggal JUMAT, 14 APRIL 2017.
Karena tulisan di Surat Kabar ini mempunyai format yang unik, silahkan baca juga Tips Menulis di Surat Kabar Guru Belajar di http://bit.ly/TipsMenulis1 .
Kami juga menerima tulisan Anda mengenai pengalaman mengajar atau membuat kegiatan belajar di luar topik utama. Silahan ikuti panduan penulisan yang telah dicantukan di bagian atas.
Surat Kabar Guru Belajar Dapat Diunduh di
Edisi 8 http://bit.ly/SKGuruBelajar8 : Komitmen pada Tujuan
Edisi 7 http://bit.ly/SKGuruBelajar7 : Refleksi Belajar
Edisi 6 http://bit.ly/SKGuruBelajar6 : Merdeka Belajar
Edisi 5 http://bit.ly/SKGuruBelajar5 : Hari Pertama Sekolah
Edisi 4 http://bit.ly/SKGuruBelajar4 : Pendidikan Budi Pekerti
Edisi 3 http://bit.ly/SKGuruBelajar3 : Disiplin Positif
Edisi 2 http://bit.ly/SKGuruBelajar2 : Asesmen Otentik
Edisi 1 http://bit.ly/SKGuruBelajar1 : Guru Belajar

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Saksikan Temu Pendidik Bulanan - Karier Guru di bit.ly/KarierGuru

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Temu Pendidik Bulanan – Live Facebook

Ada beberapa alasan seseorang akhirnya memilih profesi menjadi seorang guru. Karena passion, kebermanfaatanya, bahkan karena penghasilan atau karena hal lainnya.

Menjadi guru bukanlah akhir, bukan jalan mentok. Ada istilah Your carrer its not your job, masih ada jalan dari profesi guru untuk mengembangkan dirinya yaitu karier. Karier guru yang paling familiar adalah kepala sekolah ataupun pengawas sekolah.

Namun di luar sana ternyata tidak hanya itu, banyak karier yang bisa dijajaki guru.

Apa saja karier guru itu di era millineal ini?
Bagaimana memulai menjajaki karier-karier tersebut?

Temukan jawabannya di Temu Pendidik Bulanan dengan tema “Karier Guru” dengan narasumber :

Evi Verawati – Guru dan peneliti
Eka Wardhana – Guru dan penulis
Najelaa Shihab – Pendidik, Inisiator Kampus Guru Cikal, Inisiator Pesta Pendidikan.

Waktu :
Jumat, 7 April 2017
14.00 - 16.00 WIB | 15.00 - 17.00 WITA | 16.00 - 18.00 WIT

Lokasi:
Facebook Kampus Guru Cikal | https://www.facebook.com/KampusGuruCikal/

Anda bisa hanya menyimak, bisa bertanya, bisa juga berbagi pengalaman di kolom komentar pada waktu pelaksanaan. Siapkan pertanyaan atau pengalaman Anda
Catat waktunya pada kalendar di meja atau perangkat digital Anda
.
Ajak rekan guru yang lain untuk nonton bareng (nobar).
Posting foto keseruan nobar di media sosial memakai #karierguru

Salam Merdeka Belajar!

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

atrecia Sarah atau yang lebih dikenal dengan Jebe & Petty, peraih juara pertama X Factor Indonesia 2015. Duo yang baru saja merilis single terbaru mereka Di Dekatmu ini senantiasa menunjukan kekompakkan dan musikalitas mengangumkan sejak masih berkompetisi di ajang X-Factor. Setelah kemenangannya, kini Jebe & Petty tengah fokus menggarap musik bernuansa Elecronic Dance Music dan meningkatkan eksistensinya di dunia musik tanah air. Dengan karakter suara yang unik, Jebe & Petty semakin menghidupkan suasana acara #PlayTalk dengan lagu-lagu yang mereka bawakan.
Christine Gneuss, Head of Communications Program Binus International University menuturkan, “Setelah lulus, mahasiswa harus mempersiapkan diri menjadi agen perubahan. Bukan sekedar untuk mencari pekerjaan saja namun mampu menjadi pemimpin di tengah masyarakat dimana pun mereka berada. Untuk itu, acara ini bagus sekali untuk mahasiswa dan pengunjung karena mereka dapat menyimak langsung cerita dan pengalaman dari sosok-sosok yang tidak hanya berprestasi dalam bidangnya namun juga memiliki kisah menarik tentang gerakan perubahan yang mereka lakukan.”
#PlayTalk terselenggara atas kerja sama MNC Play dan Binus University International Communications Program, juga didukung oleh BINUS TV, SMN, V Radio, Global Radio, Go-Tix dan Pizza Nagih. Mahasiswa dan penonton yang ingin datang ke #PlayTalk dapat melakukan reservasi hanya dengan ‘klik’ #PlayTalk di Go-Tix pada aplikasi Go-Jek.

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Suara Anak Jogja siap kembali menginspirasi. Pernah dengar Suara Anak tapi masih belum jelas apa itu?

Suara Anak adalah gerakan utk menghargai ketekunan anak dlm menekuni kegemarannya. Ini adalah bentuk menghargai proses yg dialami anak. Dalam forum ini, anak-anak diberi ruang untuk presentasi selama 5-8 menit utk menceritakan pengalaman seru mereka menekuni bakatnya.

Dan satu lagi, forum ini bukan lomba. Karena bagi kami, setiap anak istimewa apapun bakat yg mereka tekuni.

Silahkan, bagi anak seluruh Indonesia usia 6-18 yang ingin berkisah pengalaman menekuni hobi, atau misi sosial bisa ikut daftar di sini http://bit.ly/DaftarSuaraAnak

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Inilah kata guru-guru Ambon tentang #MerdekaBelajar. Mereka begitu antusias mengikuti pelatihan selama 6 jam. Sekali lagi bukti bahwa guru pada dasarnya semangat belajar selama pelatihannya bermakna dan ada kepercayaan terhadap mereka. Ikuti pelatihan #MerdekaBelajar di #PekanYogya (22 April), #PekanMakassar (13 Mei) dan #PekanJakarta. Segera daftarkan diri Anda di http://bit.ly/GMBPekan

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Temu Pendidik #GuruBelajar Sorowako | Sabtu, 1 April 2017 | 09.00 - 11.00 WIB | SD YPS Lawewu | Belajar dari mereka yang telah melalangbuana | #AksiPublik #Pekan2017

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Merdeka Belajar: Seni Tak Boleh Sepi

Najelaa Shihab (Pendidik)
(Link FB https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10154770786634681&id=741664680 )

Setiap berbicara tentang seni dan pendidikan, kita sering terperangkap dalam salah kaprah yang sudah menahun. Bahwa pendidikan seni berkait dengan keterampilan semata. Bahwa tujuannya mendapat pekerjaan di industri seni dan karenanya bukan untuk semua orang. Bahwa seni sekedar pelajaran tambahan yang tak mengapa dipinggirkan.

Padahal seni adalah pendekatan pendidikan yang sangat berarti. Pendidikan seni tidak terbatas pada minat dan bakat yang beruntung dimiliki sebagian anak sejak kelahiran, tetapi diperlukan semua anak, karena mendasari kemampuan berempati dan memecahkan masalah, yang bermanfaat bagi semua profesi. Riset juga jelas mendukung penempatan seni sebagai disiplin yang terintegrasi ke kurikulum inti, bukan sekedar ekstra yang dilaksanakan setengah hati.

Buat sebagian kita, mengapresiasi seni atau berkarya lewat seni adalah bagian penting dari kehidupan sebagai manusia. Tak terbayang rasanya olahraga saya tanpa mendengar musik atau liburan saya tanpa menulis puisi. Namun pengalaman dengan kesenian di sebagian besar institusi pendidikan kita adalah pengalaman yang sangat terbatas. Guru mengajar recorder atau pianika bukan untuk mengasah musikalitas, hanya karena diharuskan pekerjaan. Dulu gerak dan lagu yang dihafalkan setiap hari hanya senam kesegaran jasmani, hingga sekarang pun banyak murid tidak mendapat pengalaman menggubah lagu atau main wayang untuk menyampaikan pesan yang relevan.

Buat banyak murid dengan nilai pelajaran seni "tertinggi" pun, menonton film atau mencatat di museum jauh lebih sering dilakukan daripada menganalisa latar belakang skenario yang ditayangkan atau memahami kaitan goresan lukisan dengan perubahan zaman. Pelajaran kesenian di institusi pendidikan kita lebih banyak yang pasif daripada aktif. Seni di sekolah kita lebih sering dipaksa dilakukan di lembar LKS dan perlombaan daripada dipraktikan dengan otentik di tempat publik dan pertunjukan.

Begitu banyak kesempatan tersedia untuk terlibat dalam kegiatan seni di sekitar kita. Mengamati patung di pinggir jalan, mendengarkan suara alam atau bahkan keheningan, memahami cerita batik yang dikenakan, mendokumentasikan uniknya bangunan selama perjalanan, bisa dilakukan mudah dan murah oleh berbagai usia. Saat ini hampir tidak ada hambatan berkreasi, saat ini seni bisa dibincangkan menggunakan teknologi.

Semua guru bisa menumbuhkan kompetensi seni anak, semua orangtua bisa menjadi teladan mengapresiasi kesenian. Seni menjadi pintu untuk berbagai ilmu - pemahaman mengenai pola, sikap berbudaya, pengetahuan tentang keragaman, keterampilan menarasikan gagasan. Semua kompetensi abad ini, jadi jauh lebih mudah dicapai sembari berkesenian, karena kita secara alamiah tertarik pada keindahan.

Seniman di sekitar kita, sebetulnya punya tanggung jawab lebih untuk ambil peran. Dalam kenyataannya, banyak insan kesenian punya pengalaman negatif tentang persekolahan, karena kebebasan yang menjadi ciri seniman sering terpenjarakan justru oleh sistem pendidikan. Butuh komitmen untuk mengatakan bahwa semua pendidik seharusnya punya tujuan mengembangkan kesenian. Butuh keberanian untuk barengan menyatakan bahwa semua seniman sejatinya adalah pendidik masa depan.

Sejarah membuktikan betapa kuat dan berharganya seni untuk menjadi jembatan dari banyak isu dan kepentingan di dunia ini. Karya seni Islami yang membuka percakapan berbagai pihak tentang moderasi, cerita di layar yang menggerakkan jutaan orang untuk berefleksi dan melakukan aksi untuk bumi. Saya beruntung dikelilingi sahabat di bidang seni yang selalu peduli, tidak hanya sibuk dengan karya dan profesi sendiri. Di sinedu.id, di Pesta Pendidikan dan banyak inisiasi lain, mereka meluangkan waktu untuk melakukan sesuatu berkait seni dan edukasi. Berbagi keyakinan inovasi seni bisa jadi solusi pendidikan di negeri ini.

Jangan biarkan anak-anak yang punya potensi untuk mencintai seni dan berkontribusi, menjadi anak-anak yang kesepian di ha

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Ngobrol Publik @pspk_id di #PekanAmbon ttg Kompetensi guru dapat disaksikan videonya di http://bit.ly/BerandaAmbon

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Siaran Langsung Temu Pendidik Pekalongan. Tonton Sekarang >> http://bit.ly/MudikPekalongan

Читать полностью…

Pendidikan Merdeka Belajar

Apa yang dipraktikkan di @sekolahcikal, itu pula yang dipraktikkan #KampusGuruCikal. Salah satunya melalui Pelatihan Guru #MerdekaBelajar. Guru yang belajar bukan karena menerima sogokan atau takut dapat hukuman, tapi karena kebutuhan untuk terus belajar. Guru yang membantu murid-muridnya untuk #MerdekaBelajar juga. . . .
#Repost @sekolahcikal with @repostapp
・・・
Selamat Ulang Tahun Marchi!! Inilah salah satu bentuk prinsip "No Gift Policy" yang diterapkan di #sekolahcikal baik di ruang kelas, atau di lingkungan sekolah yang berlaku untuk seluruh komunitas Cikal.
@Regrann from @switishinta - tadi pagi di @sekolahcikal 😍😍
marchi hari ini ultah, karna ada tradisi ga boleh rayain di sekolah (bawa kue dll) akhirnya miss @hanachabiba sama om @bagusputraws bikin ide bikin kue buatan dari karton trs diwarnain ama temen2 marchi sekelas, terharuuu 😂😂 aduhh gemass dan lucu-lucunya kalian smua
terimakasih miss hana-om bagus kiriman vidionya, trimakasih sudah bikin marchi senyum2 terus seharian, trimakasih teman2 marchi yg lucu-lucu dan gemesinn 😍😘#sekolahcikal #cikalsurabaya #PlaygroundofLifelongLearners #nogiftpolicy #CommunityofLifelongLearners #5starscompetencies

https://instagram.com/p/BRcmT7ejAzS/

Читать полностью…
Subscribe to a channel